MANGGARAI, FN – Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan KP) Kabupaten Manggarai merespon cepat persoalan serangan hama tikus yang menyerang tanaman padi di Daerah Irigasi (DI) Wae Mantar 1, Kecamatan Satar Mese, Kabupaten Manggarai pada musim tanam awal tahun 2025 ini.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Manggarai Ferdy Ampur mengatakan, akan segera melakukan sejumlah langkah untuk mengatasi persoalan yang dikeluhkan oleh petani di daerah irigasi tersebut.
Adapun langkah yang diambil sesegera mungkin adalah dengan menurunkan bantuan obat pembasmi hama tikus kepada petani yang padinya terkena serangan hama tikus.
“Dinas (Pertanian dan Ketahanan Pangan) akan segera turunkan bantuan obat pembasmi hama tikus ke wilayah sawah yang diserang dan terdampak,” kata Kadistan TP Kabupaten Manggarai Ferdy Ampur di kantornya, Senin (10/2) siang.
Dia mengakui, obat pembasmi hama tikus sudah ada untuk dibagikan kepada petani di DI Wae Mantar 1. “Obat pembasmi tikus sudah ada, tinggal didrop,” tandas Ferdy.
Adapun persediaan obat pembasmi hama tikus yang ada , kata Ferdy, diharapkan bisa mengatasi serangan hama tikus yang sedang terjadi.
Namun, kata dia, pembagian obat kepada petani di daerah irigasi itu harus disertai langkah lainnya untuk mengatasi serangan hama tikus yang terjadi.
Adapun langkah lain yang dimaksud Ferdi adalah dengan melakukan ritus adat menolak bala.
“Semua cara harus kita lakukan, karena ritus tolak bala kita sudah pernah lakukan di wilayah kecamatan Satar Mese lain, masih terkait serangan hama tikus di areal persawahan,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, pada tahun 2024 lalu, petani di daerah Irigasi Wae Mantar 2 sudah melakukan ritus tolak bala.
Ritus tolak bala para petani di areal persawahan Wae Mantar 2 dilakukan karena petani sudah kewalahan dengan serangan hama tikus, sekalipun sudah dilakukan pembasmian dengan menggunakan obat hama tikus.
Para tetua masyarakat adat gendang Tal yang secara adat berkuasa atas areal persawahan Wae Mantar 2, bersepakat menggelar ritus tolak bala podo lawo (artinya menghantar tikus) ke Laut Sawu.
Dari hasil ritus tersebut, serangan hama tikus di areal persawahan Wae Mantar 2 hingga sekarang nyaris tidak terjadi lagi.
“Ini memang tidak masuk akal dari segi ilmu pengetahuan, tetapi faktanya demikian,” tambah Ferdi.
Belajar dari apa pengalaman yang sudah terjadi, Ferdy berharap hal yang sama dilakukan di persawahan Wae Mantar 1.
Untuk tujuan itu, Kadis Pertanian dan KP Kabupaten Manggarai pada Senin (10/2) siang langsung berkoordinasi dengan Kepala Desa Ponggeok Hery Jehanu via telpon.
“Saya sudah komunikasi dengan Kades Ponggeok agar segera berkoordinasi dengan para tetua adat di masyarakat hukum adat gendang Umung Nampong dan lainnya untuk acara dimaksud,” papar Ferdi.
“Obat pembasmi hama tikus kita sudah siap dan kordinasi untuk ritus adat kita juga sudah lakukan. Semua alternatif kita laksanakan untuk mengatasi itu,” tambah Ferdi.
Dia berharap, penyiraman obat hama tikus di areal sawah tersebut dan ritus adat dijalankan bersamaan.
Untuk penyiraman obat secara serempak, dia sangat mengharapkan partisipasi dari kepala desa terkait dan para ketua kelompok tani di areal persawahan Wae Mantar 1 agar pada hari yang sama melakukan penyiraman obat pembasmi hama tikus. “Ini harus dilaksanakan serempak,” imbuh Ferdy seraya mengatakan, penyiraman obat tersebut melibatkan petani karena pihak Distan KP Kabupaten Manggarai kekurangan tenaga.
Dia juga berharap, penyiraman obat hama tikus dilaksanakan bersamaan dengan ritus adat tolak bala.
Direncanakan, pada Rabu (12/2) yang akan datang Kadistan KP Kabupaten Manggarai itu akan ke Satar Mese untuk mengkoordinasikan dua kegiatan tersebut sekaligus meninjau lokasi.
Sebagaimana diberitakan media ini, hama tikus telah menyerang areal persawahan di DI Wae Mantar 1, yang luas arealnya mencapai 360 hektar.
Serangan hama tikus tersebut menyasar padi yang berusia satu bulan.
Penulis: aka
Editor: aka