MANGGARAI, FN – Gubernur NTT Melki Laka Lena pada Rabu (9/4/2025) sore menggelar rapat koordinasi (Rakor) dengan Walikota Kupang dan para bupati se NTT untuk membahas pengembangan geothermal eksplorasi pertambangan mineral bukan logam dan batuan (MBLB) di Nusa Tenggara Timur.
Gubernur Melki memimpin rapat tersebut dari ruang rapat gubernur didampingi Wagub Johny Asadoma dan Sekda NTT Kosmas D. Lana.
Baca Juga: Putus Ketergantungan Energi Fosil, Bahlil Perintahkan PLN Bangun Pembangkit Listrik Panas Bumi
Sementara Walikota Kupang dan para bupati se NTT mengikuti rapat secara daring dari daerah masing-masing.
Seperti yang tertera dalam undangan rapat yang dikeluarkan tanggal 5 April dan undangan susulan untuk rapat hybrid tanggal 8 April, rapat akan membahas Pengembangan Geothermal dan Eksplorasi Pertambangan MBLB di wilayah NTT.
Dasar digelarnya rapat tersebut, sebagaimana yang ditulis dalam undangan, dalam rangka mendukung pencapaian kemandirian dan ketahanan energi nasional serta pemenuhan komitmen Indonesia dalam dekarbonisasi dan transisi energi dalam hal penyediaan energi baru dan terbarukan, khususnya dalam usaha pemenuhan kebutuhan listrik berkelanjutan dan ramah lingkungan maka Pemerintah merancang sejumlah proyek pengembangan geothermal di Pulau Flores.
Inisiatif ini bertujuan mengurangi ketergantungan terhadap pembangkit listrik berbahan bakar fosil yang hingga saat ini masih mendominasi system kelistrikan di wilayah Nusa Tenggara Timur.
Namun demikian, masih isi undangan itu, dalam perjalanannya pengembangan geothermal di Pulau Flores menghadapi sejumlah tantangan termasuk penolakan dari sebagian masyarakat, sejumlah organisasi kemasyarakatan dan pernyataan keberatan dari pihak gereja.
“Hal ini menyebabkan proses pengembangan mengalami hambatan,” bunyi isi undangan rapat tersebut.
Hal yang sama juga terkait eksplorasi dan produksi pertambangan Mineral Bukan Logam dan Batuan di beberapa daerah di wilayah NTT yang tidak berkesesuaian dengan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah sehingga eksplorasi dan produksi Pertambangan Mineral Bukan Logam dan Batuan mengalami hambatan dan penolakan dari sebagian masyarakat.
Ditambahkan dalam isi undangan tersebut, berdasarkan kondisi yang terjadi di lapangan maka Pemerintah Provinsi NTT memandang perlu membangun komunikasi dan kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan agar program pengembangan geothermal di Pulau Flores serta eksplorasi dan produksi Pertambangan Mineral Bukan Logam dan Batuan di beberapa daerah di wilayah NTT dapat berjalan lancar, memberi manfaat bagi masyarakat dan ramah lingkungan dengan mengedepankan mitigasi resiko.
Sejumlah hasil Rakor
Bupati Manggarai Herybertus G. L. Nabit melalui pesan WA menjelaskan hasil Rakor yang dipimpin langsung oleh gubernur Melki.
Bupati Hery Nabit menjelaskan beberapa point Rakor sebagai berikut:
Gubernur NTT benar-benar berusaha mendengar dan memahami jalan pikiran para tokoh agama terkait keberatan atas eksploitasi Geothermal untuk penyediaan listrik;
Solusi diperlukan supaya berbagai keriuhan di publik bisa berhenti sehingga proses pembangunan di berbagai bidang bisa segera berjalan;
Maka untuk itu, akan dibentuk sebuah tim yang terdiri dari semua pihak yang terkait seperti Pemprov, Pemkab, Perusahaan Pembangun Instalasi Geothermal, PLN, dan Kelompok-kelompok masyarakat baik yang pro maupun kontra.
Tim ini, tulis Hery Nabit, akan segera dibentuk dan diupayakan mulai bekerja mengunjungi lokasi-lokasi sumber Geothermal, untuk mengetahui permasalahan dan bagaimana solusi mengatasinya;
Ditargetkan bahwa tim mulai bekerja setelah Masa Paskah 2025.
“Selaku Bupati Manggarai, saya menyambut baik dan berterima kasih atas solusi dari Bapak Gubernur NTT, dan karenanya Pemkab Manggarai siap untuk turut serta dalam Tim tersebut,” demikian Bupati Manggarai Hery Nabit.
Penulis: aka