Doa Damai dari Manggarai untuk Indonesia Menggema, Apa Ini Cara Membungkam?

Aksi Doa Damai dari Manggarai untuk Indonesia (Foto : Fokus NTT)

Manggarai, FN – Situasi Indonesia yang saat ini tengah di rundung duka, aksi demonstrasi atau unjuk rasa di berbagai daerah terus dilakukan, hal ini tentu akibat dari berbagai kebijakan yang dinilai tidak pro rakyat.

Maka sejatinya, tidaklah heran apabila rakyat yang ada di Manggarai tergerak ketika Indonesia tengah mengalami situasi yang dianggap mencekam itu.

Bacaan Lainnya

Sebagai wujud solidaritas atas gelombang unjuk rasa di berbagai kota atau daerah di Indonesia tersebut, maka masyarakat Manggarai pun turut menyerukan aksi lewat ‘Doa Damai dari Manggarai untuk Indonesia‘.

Seruan itu bergema dari Natas Labar Motang Rua Ruteng, pada Selasa, 02 September 2025 malam.

Lantas dengan aksi doa damai bersama lewat 1000 lilin ini di anggap membungkam?

Bupati Manggarai, Herybertus G. L Nabit, menerangkan bahwa semua berkumpul di Natas Labar bukanlah cara membungkam semua suara.

Tapi memastikan setiap orang untuk boleh bersuara. Dalam perbedaan, semua tetaplah saudara. Ekstrim pun, tetap semua bagian dari rumah besar Indonesia.

“Kita tetap ingat bahwa Manggarai sampai kapan pun akan tetap menjadi bagian dari Indonesia Raya. Negara dan rakyat itu ibarat rumah dan penghuni,” bilangnya.

Lanjut Bupati Nabit, Pemerintah hadir sebagai pengurus yang memastikan bahwa rumah memberikan keteduhan bagi yang menghuni. Serta memastikan bahwa penghuni mendapatkan manfaat mendiami rumah.

Ia mengatakan, jika ada hal-hal yang belum maksimal dilakukan oleh pengurus rumah, marilah bicara dengan baik. Kegiatan unjuk rasa adalah hal yang sah menurut undang-undang, tapi undang-undang yang sama juga memberikan rambu-rambu yang akan menjamin bahwa unjuk rasa dilakukan dengan di damai.

“Kita mencintai Indonesia dengan cara masing-masing. Ada yang mencintai karena kelebihannya, juga karena kekurangan dan kesederhanaanya. Sehingga kontribusinya menjaga kedamaian,” kata Bupati Nabit.

Kemudian Ia mengajak seluruh komponen masyarakat Manggarai, bila ada yang lakukan unjuk rasa, mari dilakukan dengan cara damai. Semua tentu mencintai Indonesia, mencintai Manggarai dengan cara yang sederhana, yaitu menjaga kedamaian. (YH/FN)

Pos terkait