Manggarai, FN – Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai meluncurkan proyek GREEN SKILLS: Memberdayakan Petani Muda untuk Pertanian Cerdas Iklim (Climate-Smart Agriculture/CSA) di Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), Indonesia.
RHYTHM Foundation mendanai proyek tersebut dengan dukungan Plan International Hong Kong dan akan melibatkan berbagai pemangku kepentingan lintas sektoral. Peluncuran proyek ini diselenggarakan di Desa Golo Cador, Kecamatan Wae Rii, pada Selasa (15/7).
Praktik pertanian konvensional telah menyebabkan degradasi lingkungan dan belum sepenuhnya inklusif dalam hal kesetaraan gender. Terdapat disparitas demografis yang signifikan antara rasio petani laki-laki dan perempuan, yaitu 5:1 (yaitu, 49.000:9.000) (Sensus Pertanian, BPS 2023). Selain itu, pengangguran di NTT masih tinggi, terutama di kalangan lulusan pendidikan menengah dan tinggi.
Karena pertanian masih menjadi salah satu sumber lapangan kerja utama di NTT, sebagai penyumbang terbesar produk domestik regional, sektor ini sangat potensial untuk mengatasi masalah lingkungan dan pengangguran, terutama di kalangan generasi muda.
Menanggapi isu tersebut, proyek GREEN SKILLS dirancang sebagai solusi lintas isu.
“Pelatihan vokasional Pertanian Cerdas Iklim sebagai keterampilan hijau telah menjadi pendekatan yang efektif bagi program pemberdayaan ekonomi kaum muda Plan Indonesia. GREEN SKILLS tidak hanya meningkatkan pendapatan kaum muda, tetapi juga memperkuat kesehatan, ketahanan pangan, dan pendidikan masyarakat tentang prinsip-prinsip kesetaraan gender, disabilitas, dan inklusi sosial (GEDSI) serta ketahanan iklim. Melalui proyek ini, kaum muda memiliki kesempatan untuk membangun mata pencaharian berkelanjutan dalam ekonomi hijau,” ungkap Direktur Program Plan Indonesia, Ida Ngurah.
Proyek Green Skill menargetkan 200 kaum muda usia 18–29 tahun, dengan partisipasi perempuan muda sebanyak 60%. Proyek ini akan mempromosikan praktik Pertanian Cerdas Iklim serta pelatihan keterampilan hijau (Green Skill) yang inklusif gender. Dinas Pertanian Kabupaten Manggarai dan lembaga keuangan lokal turut menjadi mitra utama dalam implementasinya.
Dalam kesempatan yang sama, Bupati Manggarai, Herybertus G. L Nabit menyampaikan, bahwa proyek ini sejalan dengan visi pemerintah daerah dalam menciptakan Manggarai yang Maju, Adil, dan Berdaya Saing.
Ketika kita melakukan hal yang sama dengan cara yang sama, maka kita tidak bisa mengharapkan hasil yang berbeda, hasilnya akan berbeda jika kita melakukan hal yang sama namun caranya berbeda, iklim berubah maka kita juga harus beradaptasi.
Menurutnya, Green skills bukan saja meningkatkan suplai pada pasar lokal tapi bagaimana juga petani di Manggarai, semakin terbiasa melayani pasar yang lebih baik secara kwalitas.
“Pemerintah sedang mendorong pertanian ramah lingkungan melalui pemanfaatan lahan pekarangan untuk konsumsi rumah tangga. Ini bertujuan menekan pengeluaran dan menciptakan lapangan kerja bagi kaum muda, khususnya perempuan,” ungkap Hery.
Lebih dari sekadar pelatihan teknis, proyek ini mendorong munculnya champion muda, khususnya perempuan, yang akan menjadi pelopor dalam penerapan Green Skill tingkat lanjut yang peka gender dan ramah lingkungan.
Diketahui, sebanyak 10 kelompok petani muda dari 6 desa akan diberdayakan untuk mengembangkan bisnis pertanian cerdas iklim dan menyusun rencana bisnis yang komprehensif dan berkelanjutan.**
Penulis : Yhono Hande