MANGGARAI, FokusNTT- Festival Golo Curu 2025 kembali digelar dengan penuh semangat dan kemeriahan. Kegiatan tahunan yang menjadi ikon budaya masyarakat Manggarai ini berlangsung di halaman Katedral Ruteng mulai 1 hingga 7 Oktober 2025.
Festival yang diinisiasi oleh Keuskupan Ruteng ini tak hanya menjadi ajang pelestarian budaya, tetapi juga wadah pemberdayaan bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Beragam produk lokal seperti kuliner tradisional, tenun ikat khas Manggarai, hingga aneka kerajinan tangan ditampilkan untuk memperkenalkan kekayaan budaya dan potensi ekonomi daerah.
Salah satu yang menarik perhatian dalam festival tahun ini adalah partisipasi Biara Misionaris Claris (MC). Komunitas religius ini dikenal aktif dalam pelayanan sosial dan pemberdayaan masyarakat.
Kehadiran Misionaris Claris menunjukkan bahwa kegiatan budaya dapat menjadi ruang kolaborasi antara dunia religius dan masyarakat dalam mendorong tumbuhnya ekonomi kreatif lokal.
Sr. Flavi, MC, saat diwawancarai media ini mengatakan bahwa Biara Misionaris Claris membuka stan pameran yang menampilkan berbagai produk hasil karya binaan komunitas.
“Kami menjual produk rempeye berbahan dasar kacang tanah dan juga jagung goreng,” ujarnya.
Menurutnya, Festival Golo Curu sangat bermanfaat dalam menggerakkan perekonomian masyarakat Manggarai.
“Saya mengajak seluruh masyarakat Manggarai agar memanfaatkan momentum ini untuk membuka usaha kecil selama festival berlangsung,” tambahnya.
Sr. Flavi juga berharap agar kegiatan semacam ini terus berlanjut setiap tahun.
“Festival ini membantu masyarakat untuk semakin kreatif dan mandiri dalam mengembangkan UMKM. Terima kasih kepada semua pihak yang telah mewadahi kegiatan ini,” tutupnya.
Sekedar diketahui bahwa, sebanyak 97 pelaku UMKM binaan Keuskupan Ruteng turut berpartisipasi dalam Festival Golo Curu 2025.
Pemerintah Kabupaten Manggarai juga memberikan dukungan penuh terhadap penyelenggaraan festival ini sebagai langkah strategis dalam memperkuat daya tarik wisata budaya dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal melalui sektor UMKM dan pariwisata.***