Manggarai, FokusNTT.com- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai terus menunjukkan komitmennya dalam melestarikan warisan budaya lokal melalui program revitalisasi Rumah Gendang, rumah adat khas masyarakat Manggarai yang memiliki nilai historis dan sosial tinggi.
Hingga awal November 2025, sebanyak 12 unit Rumah Gendang telah rampung dibangun, sementara sejumlah lainnya masih dalam tahap penyelesaian akhir.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Manggarai, Aloisius Jebarut, mengungkapkan bahwa progres revitalisasi rumah adat tersebut telah mencapai sekitar 50 persen secara keseluruhan berdasarkan data terakhir pada akhir Oktober 2025.
“Progresnya beragam. Secara umum sudah mencapai 50 persen, dan dua belas unit rumah adat dilaporkan selesai 100 persen,” ujarnya.
Aloisius menjelaskan, pembangunan ini merupakan bagian dari program revitalisasi 92 unit Rumah Gendang yang tersebar di berbagai wilayah Kabupaten Manggarai.
“Target awal memang selesai pada akhir November. Namun, ada beberapa rumah gendang yang baru bisa rampung di bulan Desember. Hal ini karena adanya acara adat atau kedukaan di kampung yang menyebabkan pekerjaan tertunda beberapa hari sesuai ritus adat,” jelasnya.
Ia menambahkan, sebagian besar pembangunan saat ini tinggal menunggu tahap penyempurnaan akhir, seperti pemasangan ornamen tradisional dan penataan area sekitar.
Menurut Aloisius, program pembangunan Rumah Gendang bukan hanya proyek fisik, tetapi juga merupakan upaya nyata Pemkab Manggarai dalam melestarikan budaya lokal dan memperkuat identitas masyarakat adat.
“Rumah Gendang adalah simbol persatuan dan kebersamaan warga adat Manggarai. Karena itu, kami berusaha agar pembangunannya tidak hanya kokoh secara fisik, tetapi juga mempertahankan keaslian arsitektur dan nilai filosofisnya,” katanya.
Selain sebagai simbol budaya, Rumah Gendang juga memiliki potensi besar sebagai daya tarik wisata budaya di Kabupaten Manggarai.
Dengan desain khas dan latar alam yang indah, kawasan rumah adat ini berpeluang dikembangkan menjadi destinasi wisata berbasis kearifan lokal.
“Kami akan mengintegrasikan Rumah Gendang ke dalam paket wisata budaya. Wisatawan bisa menikmati panorama alam sekaligus belajar tentang adat istiadat dan tradisi Manggarai,” tutur Aloisius.
Pemkab Manggarai melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan berencana menggelar peresmian serentak setelah seluruh proyek selesai.
Pemerintah juga akan melibatkan masyarakat adat dalam upacara seremonial sebagai bentuk penghargaan terhadap nilai-nilai leluhur.
Dengan terselesaikannya belasan Rumah Gendang dan target rampung seluruh proyek pada akhir 2025, Pemkab Manggarai berharap langkah ini menjadi tonggak penting dalam melestarikan warisan budaya dan mendorong pengembangan pariwisata berkelanjutan di Nusa Tenggara Timur.***








