Selain Berdialog dengan warga Poco Leok, Gubernur NTT Nilai PLTP Ulumbu Terbaik

Selain Berdialog dengan warga Poco Leok, Gubernur NTT Nilai PLTP Ulumbu Terbaik (Foto : Fokus NTT)

Manggarai, FN – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Melki Laka Lena, melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulumbu di desa Wewo, kecamatan Satar Mese, Kabupaten Manggarai.

Kunjungan Gubernur Melki Laka Lena, didampingi bupati Manggarai Herybertus Nabit, Kapolres Manggarai AKBP. Hendri Syaputra, Dandim 16/12 Manggarai Letkol Inf. Budiman Manurung, dihadiri tokoh masyarakat desa Wewo, warga masyarakat yang tinggal disekitar  PLTP Ulumbu serta tokoh masyarakat dari wilayah Poco Leok.

Bacaan Lainnya

Dihadapan ratusan warga yang hadir, Melki Laka Lena memuji keberadaan PLTP Ulumbu yang telah beroperasi 13 tahun yang dianggapnya sangat ramah terhadap lingkungan dalam pengelolaannya.

“PLTP Ulumbu ini adalah salah satu kunci bahwa pembangkit listrik yang pengelolaannya benar sehingga jadi barang baik,” jelas Melki Laka Lena, di halaman kantor PLTP Ulumbu, pada Rabu (16/7/2025).

Keberadaan PLTP Ulumbu yang telah beroperasi sejak tahun 2012 berkapasitas 10 Megawatt, sebut gubernur NTT, aman terkendali oleh sebab itu perlu diwartakan ke publik.

Saat bertemu warga, Melki Laka Lena juga tak segan-segan menanyakan keberadaan PLTP Ulumbu pasca beroperasi selama 13 tahun terkait dampak buruk terhadap kelangsungan hidup masyarakat yang tinggal disekitar kawasan eksisting panas bumi Ulumbu.

“Apakah pasca beroperasinya Ulumbu produktivitas pertanian menurun?, apakah terjadi keracunan?, apakah membuat hewan ternak mati mendadak?, apakah ada warga yang tidak bisa tidur nyenyak karena beroperasinya PLTP Ulumbu?,” tanya gubernur Melki Laka Lena ke warga desa Wewo.

Menjawab sejumlah pertanyaan yang dilontarkan gubernur Melki Laka Lena, seluruh warga dengan tegas merespon pertanyaan gubernur NTT.

“Tidak pernah terjadi seperti yang disampaikan pa gubernur. Hasil pertanian kami baik,begitu juga ternak,” tegas warga itu.

Gubernur NTT Temui Warga Poco Leok

Kehadirannya di wilayah desa Lungar yang merupakan salah satu lokasi rencana pengembangan proyek Panas Bumi dengan kapasitas 40 Mw, sebagai bukti bahwa pemerintah provinsi yang juga mewakili pemerintah pusat hadir untuk mendengarkan berbagai alasan penolakan.

“Saya dengan pak bupati (Hery Nabit) nanti, bersama Kapolres dan pak Dandim akan terus berdialog dengan warga membicarakan hal ini agar segera ada penyelesaian dan ada titik temunya,” ucap Melki Laka Lena.

Ia juga menegaskan tidak semua hal harus dibawah ke urusan hukum, “ingat prinsip dasar kita sebagai masyarakat, sejauh masih bisa kita rangkul tetap tebarkan senyum dan kasih tangan perdamaian, jangan semua hal dijadikan masalah hukum, pak Kapolres ini pekerjaannya sangat banyak. Kalau itu masalah keluarga diselesaikan di keluarga sedapat mungkin,”

“Kehadiran saya hari ini menjadi clear bagi yang hadir untuk warga di desa Lungar,” sebutnya.

Penyelesaian dialog ‘gendang one lingko peang’ kata Melki Laka Lena, yang paling efektif agar tidak ada lagi masalah lain dikemudian hari.

Ia juga meminta seluruh warga di desa Lungar agar selalu menjaga kekompakan serta selalu dinamis.

Ia pun optimis rencana pembangunan proyek PLTP Ulumbu unit 5-6 Poco Leok tetap berjalan

“Kalau kita bergerak serta berdialog dengan cara seperti ini tidak lama lagi proyek ini segera jalan,” tegas gubernur NTT sembari menerangkan lokasi pembangunan proyek panas bumi yang lebih awal dijalankan lokasi di desa Wewo yang tak jauh dari eksisting Ulumbu.

Catatan Pihak Gereja

Disebutkan gubernur Melki Laka Lena, dalam pelaksanaan pembangunan proyek panas bumi, aspek lingkungan harus tetap terjaga.

“Catatan yang diberikan oleh bapa Uskup dan aktivis tetap kita jaga. Aspek lingkungan mesti tetap terjaga,” terangnya.

Ia juga minta pihak PT. PLN, agar dalam pelaksanaan proses pengeboran panas bumi nantinya harus menggunakan teknologi terbaik.

Penggerak Panas Bumi di Indonesia Orang NTT

Dijelaskannya lagi, mestinya kita orang NTT harus bangga karena ahli panas bumi yang ada di Indonesia itu putra NTT asal Sabu.

“Penggerak awal panas bumi di Indonesia itu orang NTT. Justru yang omong ini barang (panas bumi) itu orang NTT asal sabu,” ungkapnya.

Meski demikian lanjutnya, aspek lingkungan itu yang paling utama harus tetap terjaga, khusus untuk lokasi Wewo yang dalam waktu dekat akan menjalankan proyek pengeboran panas bumi.

“Saya minta teknologi yang dipakai nanti untuk pengeboran itu harus menggunakan kelas terbaik yang grade A,” terangnya kepada Roya Ginting selaku Kepala Teknis Panas Bumi (KTPB) Ulumbu.**

Pos terkait