Tangani Banjir Luapan di Kelurahan Waso, Warga Diminta Ikut Bergotongroyong

Bupati Manggarai Hery Nabit (kiri) saat mengunjungi titik banjir luapan di kelurahan Waso, Sabtu (25/1) pagi.

Ruteng, FokusNTT Sehari setelah peristiwa banjir luapan di kelurahan Waso yang terjadi pada Jumat (24/1) lalu, Bupati Manggarai Herybertus G. L. Nabit atau Hery Nabit langsung meninjau sejumlah titik di wilayah tersebut pada Sabtu (25/1) kemarin.

Usai meninjau sejumlah titik banjir luapan, kepada awak media Bupati Hery Nabit mengatakan, akan segera menangani penyebab banjir luapan tersebut. Namun dia berharap agar masyarakat ikut bergotongroyong dengan membersihkan drainase depan rumah masing-masing.

Bacaan Lainnya

“Butuh penanganan segera. Namun penanganan segera yang dimaksud itu bukan hanya dari pemerintah tetapi juga gotong royong dari masyarakatmasyarakat,” ungkap Bupati Hery Nabit.

Karena itu, lanjut terpilih periode 2024-2029 itu, pemerintah menghimbau kepada masyarakat untuk membersihkan selokan di depan rumah masing-masing.

“Saya sudah beri arahan kepada pak camat dan pak lurah untuk menggalakan lagi kerja-kerja gotong royongroyong, kerja swadaya, kerja bakti untuk menangani persoalan di beberapa tempat,”katanya.

Dia berharap, mumpung curah hujan saat ini lebih baik, dimana di pagi hingga siang hari tidak terjadi hujan, warga diminta untuk bergotongroyong membersihkan saluran drainase depan rumah masing-masing.

Pantauan media ini pada Sabtu (25/1) sejumlah titik luapan banjir disebabkan oleh tumpukan sedimen maupun sampah di sepanjang drainase.

Sementara di dua titik yaitu di Waso Bea, aliran sungai dipenuhi sedimen dan rumput sehingga air tidak mengalir di deuker yang ada. Akibatnya sebuah rumah warga du sekitar itu digenangi air.

Hal yang sama juga terjadi di lingkungan Waso Welu, tepatnya di Ngalor Mbang yang sebenarnya sejak dulu merupakan daerah aliran sungai.

Berdasarkan penuturan sejumlah tokoh adat kelurahan Waso, Ngalor Mbang merupakan alur sungai yang sekarang sudah tidak dialiri air, namun sebagai alur ketika sesekali mengalami banjir.

Kondisi yang terjadi sekarang, alur Ngalor Mbang sudah dipadati bangunan permanen. Bahkan sedang terjadi aktivitas warga meratakan bekas alur sungai tersebut dengan menggunakan peralatan berat.

Akibat aktivitas tersebut, luapan air karena hujan dengan intensitas lebat seperti yang terjadi pada Jumat (24/1) lalu, tidak lagi mengalir melalui bekas alur sungai tersebut.

Kata warga setempat, begitu terjadi hujan dengan intensitas lebat pada Jumat lalu itu, terjadi luapan banjir sepanjang jalan dan menggenangi sebuah rumah.

Banjir luapan di RT 012/RW 003 tersebut menyebabkan rumah milik Krisantus Gudin digenangi air dengan ketinggian hampir 40 centimeter.

Krisantus Gudin mengakui, luapan air tersebutlah yang mengalir sepanjang jalan menuju rumah almarhum Geradus Bata, warga yang menjadi korban tewas terbawa arus banjir luapan pada Jumat pekan lalu.

“Banjir luapan dari Ngalor Lingko Dede atau Ngalor Mbang mengalir sangat deras dan masuk ke rumah warga, termasuk di rumah almarhum Geradus Bat,” kata seorang warga setempat.

Tim FokusNTT

Editor: aka

Pos terkait