Ruteng, FokusNTT- Ketua JPIC SVD Ruteng P. Somon Suban Tukan SVD, melakukan pertemuan dengan kelompok penolak proyek geothermal pengembangan PLTP Ulumbu di gendang Mocok, desa Mocok, Kecamatan Satar Mese, pada Rabu (26/3/2025) lalu.
Sebuah video tentang pertemuan tersebut beredar luas di media sosial.
Pada pertemuan itu, Pater Simon dan kelompok penolak proyek geothermal di kawasan Poco Leok membicarakan sejumlah hal, diantaranya ucapan terimakasih warga penolak atas peran Pater Simon dan beberapa LSM yang telah mendukung aksi demonstrasi yang digelar pada Senin (3/3/2025) lalu.
Seorang sumber mengikuti pertemuan itu mengatakan, ada juga sejumlah hal lain yang dibicarakan dalam pertemuan tersebut.
Sumber yang minta namanya tidak dipublikasikan itu mengatakan, kelompok penolak proyek geothermal di wilayah Poco Leok, selain membahas hal di atas, juga membahas hal lain baik terkait aksi demontrasi yang telah terjadi maupun di luar itu.
Ungkap sumber itu, Pater Simon dan kelompok penolak proyek geothermal juga mengungkapkan rasa bangga mereka karena telah merubuhkan pagar kantor bupati Manggarai saat aksi kali lalu.
Pada pertemuan tersebut, Pater Simon mengajak para penolak proyek geothermal agar tetap pada pendirian untuk menolak proyek geothermal di wilayah itu.
Ketua JPIC SVD Ruteng itu juga menyampaikan pesan khusus kepada para pemuda di wilayah itu untuk tetap kompak dalam upaya menolak proyek geothermal untuk pengembangan PLTP Ulumbu.
Namun saat mengajak kelompok penolak proyek geothermal, masih menurut sumber itu, Pater Simon tidak menyampaikan alasan penolakan itu dilakukan.
Pembahasan lainnya pada pertemuan tersebut, Pater Simon minta kepada kelompok penolak geothermal untuk mendata tanah lingko (tanah yang berada dibawah ulayat gendang) di 10 gendang yang ada di wilayah Poco Leok.
Pada pertemuan tersebut juga dibahas terkait pengumpulan uang receh untuk membang kembali pagar kantor bupati Manggarai yang dirubuhkan oleh para demontran penolak proyek geothermal saat aksi awal Maret lalu. Bahkan mereka mengatakan, bupati Manggarai Herybertus G. L. Nabit sangat tersinggung dengan pengumpulan uang receh tersebut.
Di sela-sela pertemuan tersebut, Pater Simon juga mempromosikan koperasi kredit Soverdi dibawah naungan SVD. Dia menyebut bahwa hanya koperasi Soverdi adalah koperasi yang terbaik.
Masih menurut sumber itu, setiap pertemuan dengan kelompok penolak proyek geothermal di Poco Leok, Pater Simon selalu mengemasnya dalam kegiatan koperasi Soverdi yang berada dibawah naungan SVD.
“Pater Simon dan beberapa anggota LSM selalu datang dengan atribut koperasi Soverdi,” ungkapnya.
Pertemuan di gendang Mocok tersebut dihadiri oleh sejumlah warga dari gendang Mucu, Lungar, Mori dan Nderu.
Kehadiran Pater Simon bersama sejumlah LSM di wilayah Poco Leok pasca dikeluarkan SK Penetapan Lokasi untuk pengembangan PLTP Ulumbu di wilayah itu, semakin memperkuat dugaan warga setempat bahwa Pater Simon bersama sejumlah LSM adalah aktor di balik penolakan warga atas rencana pemanfaatan panas bumi di wilayah itu.
Hal tersebut pernah diungkapkan oleh warga Poco Leok yaitu Kolingtus Wajong dan Kornelis Wajong yang menyebut bahwa Pater Simon Suban Tukan pemimpin Justice, Peace, and Integrity of Creation (JPIC) SVD Ruteng, sebagai aktor intelektual penolakan pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Ulumbu unit 5-6 Poco Leok.
Sebagaimana diberitakan media Swaranet pada edisi Sabtu (15/6/2024) lalu. Dua bersaudara keluarga Wajong yang adalah warga asli Poco Leok, menyampaikan hal itu saat kegiatan sosialisasi pemberitahuan rencana pembangunan pengembangan PLTP Ulumbu Penlok 2 wellpad H, I dan J serta accsess road di Aula Gereja Paroki Ponggeok, kecamatan Satar Mese, kabupaten Manggarai, pada Jumat (14/6/2024).
Sosialisasi tersebut dihadiri oleh ratusan pemilik lahan di wellped 5-6 di Poco Leok dan pemilik lahan sepanjang access road ke wilayah wellped tersebut.
Bahkan Pater Simon dan pegiat sejumlah LSM yang mendukung aksi penolakan kehadiran geothermal di wilayah Poco Leok, pernah dihadang warga Poco Leok pada tanggal 3 September 2024 silam.
Media Swaranet juga memberitaksn bahwa Pater Simon dan pegiat sejumlah LSM pernah dihadang oleh kaum ibu saat perwakilan Bank Kreditanstalt für Wiederaufbau [KfW] Jerman melalui tim independen Monkey Forest Consulting (MFC) berkunjung ke wilayah gendang Mesir.
Bupati Manggarai Herybertus G. L. Nabit seperti yang diberitakan media ini (edisi tanggal 20 Maret 2025) mengatakan, sudah mengetahui persis siapa dibalik aksi penolakan warga Poco Leok atas kehadiran proyek geothermal selama ini.
Tanggapan Bupati Hery Nabit itu terkait rencana pengumpulan uang recehan untuk membangun kembali pagar kantor bupati Manggarai yang dirusak saat aksi demontrasi pada awal Maret lalu.
Bupati Hery mengatakan, jika uang recehan tersebut terkumpul, Pemkab Manggarai bersama tokoh-tokoh adat dan masyarakat Manggarai akan menyerahkan uang tersebut kepada lembaga yang tidak menginginkan Manggarai maju.
“Kalau ‘uang recehan’ tersebut ada, maka Pemkab dan tokoh-tokoh adat bersama masyarakat Manggarai akan langsung serahkan ke orang-orang atau lembaga yang diketahui mendukung penolakan ini,” kata Bupati Hery Nabit sebagaimana diberitakan Rabu (20/3/2025).
Penulis: tim FokusNTT.
Editor: aka