Pemkab Manggarai Gelar Rakor Stunting, Menghasilkan Sejumlah Rekomendasi Seperti ini:

Bupati Manggarai, Herybertus G. L. Nabit dan Wabup Fabianus Abu, didampingi Sekretaris TPPS Kabupaten Manggarai, Maria Yustina Diana Baru saat pembukaan Rakor stunting tingkat Kabupaten Manggarai, Rabu (3/12).

Ruteng, FokusNTT.com- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai pada Rabu (3/12) menggelar rapat koordinasi (Rakor) stunting tingkat kabupaten.

Sejumlah rekomendasi dihasilkan pada Rakor tersebut dan ditandatangani oleh seluruh peserta rapat.

Bacaan Lainnya

Adapun sejumlah rekomendasi untuk penanganan stunting di Kabupaten Manggarai hasilnya adalah sebagai berikut:

1. Meningkatlan kerja sama dan koordinasi tim percepatan penurunan stunting (TPPS) dari TPPS Kabupaten, Kecamatan , sampai ke TPPS Desa;

2. Intervensi Spesifik dan Intervensi sensitif yang berfokus pada pencegahan timbulnya kasus baru stunting dan menurunkan kasus stunting berulang terutama sebelum usia 2 tahun;

3. Meningkatkan kemampuan tenaga Kesehatan untuk mengalisa data hasil pengukuran, penimbangan setiap bulan , dan megiformasikan kepada para kepala desa untuk bisa langsung diintervensi. Data yang baik didukung oleh alat ukur, alat timbang baik , siap digunakan dan terkalibrasi;

4. Secara Teknis Dinas Kesehatan sebagai ujung tombak di lapangan diharapkan melaksanakan audit kasus pada Catin (calon pengantin), ibu hamil (Bumil), ibu pasca salin, balita dua tahun (Baduta)/ Balita stunting dan program manajemen terpadu balita sakit (MTBS) bagi bayi/ balita dan atau kegiatan inovatif lainnya didukung dengan intervensi Gizi Puskesmas melalui PMT Puskesmas;

5. Penggunaan dana desa untuk pendampingan anak stunting harus berdampak pada penurunan angka stunting dengan mengikuti petunjuk Puskesmas/ Dinas Kesehatan di bawah pengawasan Camat;

6. Mengusulkan pelatihan peningkatan kapastas kader Posyandu , Kader institusi masyarakat pedesaan (IMP), Tim Pendamping Keluarga. Khusus Kader Posyandu Desa wajib mendata kader baru, kader lama dan kader yang belum terlatih kemudian berkoordinasi dengan Puskesmas agar Puskesmas menyediakan naras umber untuk pelatihan;

7. Meningkatkan peran para guru dalam pemantauan minum tablet tambah darah di sekolah setiap minggu melalui kegiatan Aksi Bergizi . ( Agar tablet tambah darah tidak di bawah pulang)

8. Menindaklanjuti MoU Bupati Manggarai dengan Keuskupan Ruteng, diharapkan para camat, para Kepala Puskesmas, Penyuluh KB, membangun Komunikasi dengan pastor paroki agar bisa memasukan isu stunting di mimbar gereja dan kursus persian perkawinan;

9. Semua pratek baik yang telah dilaksanakan di setiap organisasi perangkat daerah (OPD)/organisasi profesi/LSM dalam pencegahan dan penurunan stunting perlu ditingkatkan bagi yang belum bisa berpartisipasi aktif terutama dalam merubah Pola Pikir dan Pola Asuh para orang tua, termasuk bersedia menjasi orang tua asuh anak stunting.

Rakor ini dibuka oleh Bupati Manggarai Herybertus G. L. Nabit dan ditutup oleh Wabup Fabianus Abu.

Rakor dihadiri seluruh organisasi perangkat daerah, para camat se kabupaten Manggarai, para kepala Puskesmas se kabupaten Manggarai, para dokter, pihak keuskupan Ruteng, pimpinan perguruan tinggi, sejumlah LSM, dan pihak lainnya.

Rakor Stunting kali ini dilaksanakan saat angka stunting mengalami peningkatan.

Berdasarkan data yang dilaporkan panitia Rakor Stunting di hadapan Bupati Hery Nabit, kasus stunting di kabupaten sebanyak 2.307 kasus pada Pebruari 2025 menjadi 2.967 kasus pada Agustus 2025 atau dari 9,4 % menjadi 13,1 % . Ada kenaikan 660 kasus dari Pebruari 2025 ke Agustus 2025.

Penulis: aka

Pos terkait