Manggarai, FokusNTT.com- Warga desa Rado, Kecamatan Cibal menyatakan, tidak ada kesepakatan dari warga desa tersebut untuk menolak kampanye dari pasangan calon manapun, termasuk kampanye Cabup Hery Nabit.
Hal itu ditegaskan warga desa Rado yang dihubungi media ini, Senin (11/11) via telpon.
Sabinus Dose, salah seorang warga desa Rado mengatakan, informasi yang beredar bahwa ada kesepakatan seluruh warga desa tersebut untuk menolak Paslon manapun untuk berkampanye di wilayah desa tersebut adalah tidak benar.
“Saya sebagai warga desa Rado berani katakan bahwa tidak ada kesepakatan warga desa Rado untuk menolak kehadiran Paslon manapun, termasuk kehadiran Cabup Hery Nabit,” tegas Sabinus Dose yang juga warga kampung Rakas.
Hal itu disampaikan, ketika dikonfirmasi terkait beredarnya pernyataan seorang warga desa Rado yang beredar di media sosial bahwa masyarakat desa Rado menolak kehadiran Cabup Hery Nabit untuk berkampanye di desa tersebut.
Informasi yang berbedar di Medsos tersebut dengan mengutip pernyataan salah seorang warga desa Rado, Marsel Damat sebagaimana yang diberitakan oleh sebuah media pemberitaan online.
“Pernyataan (bahwa ada kesepakatan warga untuk menolak kehadiran Cabup Hery Nabit) Itu adalah tidak benar,” ungkap Sabinus.
Dia menambahkan, kalau ada kesepakatan seperti itu, dengan siapa mereka bersepakat, di mana tempatnya dan kapan kesepakatan itu terjadi.
Kalau ada kesepakatan seperti itu, lanjut dia, sebagai orang Manggarai, paling tidak tempatnya dilakukan di rumah gendang.
“Tapi memang tidak benar ada kesepakatan seperti itu,” kembali dia tegaskan.
Pernyataan yang sama disampaikan oleh Tu’a gendang Dopo, Kanisius Jehamin. Tu’a gendang Dopo itu ditanyai terkait baliho yang dipasang di sebuah titik di desa Rado.
“Terkait baliho yang ditanam oleh orang yang tak dikenal itu bahwa itu tidak benar. Baliho yang bertuliskan atas nama masyarakat desa Rado, itu omong kosong!” kata Kanisius Jehamin dengan tegas.
Sebagai tokoh masyarakat, ungkap dia, pihaknya tidak bisa membendung kemauan hati nurani masyarakat dari tiga desa yaitu Rado, Wudi dan Welu untuk menerima Cabup Hery Nabit.
Kalaupun ada yang menolak, kata Kanisius, itu jumlahnya segelintir orang dan atas nama perorangan, bukan mewakili masyarakat desa Rado.
Menghadapi situasi tersebut, tokoh adat gendang Dopo itu menyampaikan bahwa mereka tetap mengendalikan diri sehingga tidak terpancing dengan provokasi yang dilakukan.
Sebagaimana yang diberitakan sebelumnya, pada Minggu (10/11) sore hingga malam, Cabup Paslon nomor urut 2, Hery Nabit melaksanakan kampanyenya di desa Rado.
Namun sebelum dan saat kampanye, ada sejumlah intimidasi yang dilakukan oleh orang tak dikenal agar Cabup Hery Nabit tidak berkampanye di desa Rado.
Saat melintas menuju tempat kampanye, intimidasi juga terjadi dimana beberapa orang warga berteriak di pinggir jalan seraya meneriakkan nomor urut Paslon lain yaitu nomor 1.
Teriakan tersebut tidak digubris oleh Cabup Hery Nabit bersama rombongan.
Tiba di gendang Dopo, Cabub Hery Nabit sudah dinantikan ratusan warga desa Rado.
Terkait massa yang hadir, Sebinus Dose selaku penanggungjawab kampanye mengatakan bahwa massa yang hadir adalah warga setempat. “Ada yang datang dari Rakas (sebuah anak kampung desa Rado) tetapi tidak semuanya hadir karena ada kedukaan di kampung tersebut,” demikian Sebinus Dose.
Penulis: Gregorius Setiawan
Edito: Yohanes Adityawan